Berdasarkan jenis-jenisnya,
pupuk organik dibagi menjadi dua
macam, yaitu pupuk organik alami dan pupuk organik buatan.
A.
Pupuk
Organik Alami
Pupuk organik
alami adalah pupuk organik yang bahan bakunya benar-benar alami tanpa
penambahan unsur hara lain untuk
melengkapi atau meningkatkan kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara
pupuk ini tergantung pada jenis bahan, kondisi pemeliharaan, proses pembuatan,
dan cara penyimpanannya. Pupuk organik alami terbagi beberapa macam,
diantaranya :
1.
Pupuk Kandang
Pupuk
kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat
(berupa feses atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau kencing),
sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti
aslinya. Biasanya pupuk kandang tidak murni 100% kotoran hewan, tetapi masuk
juga sisa makanan dan alas tidurnya.
Sebenarnya
kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Namun, kotoran yang
berasal dari hewan-hewan pwliharaan seperti, sapi, kerbau, kelinci, ayam,
kambing, atau kuda adalah yang sering digunakan. Pasalnya, kotoran dari hewan
peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan. Kandungan unsur hara yang
terdapat didalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi
pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan tempat penyimpanannya. Berikut
jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang
Jenis Pupuk Kandang
|
Kandungan (%)
|
||
Nitrogen (N)
|
Fosfor (P)
|
Kalium (K)
|
|
Kotoran sapi
|
0,97
|
0,69
|
1,66
|
Kotoran kuda
|
0,50
|
0,74
|
0,84
|
Kotoran biri-biri
|
2,04
|
1,66
|
1,83
|
Kotoran ayam
|
2,71
|
6,31
|
2,01
|
Kotoran itik
|
0,83
|
1,80
|
0,43
|
Kotoran kambing
|
0,60
|
0,30
|
0,17
|
Kotoran domba
|
0,75
|
0,50
|
0,75
|
Sumber: dari berbagai sumber
|
Dari table
diatas diketahui, tidak ada bukti yang signifikan mengenai keunggulan
masing-masing jenis kotoran hewan tersebut. Karena itu, pupuk yang dipakai
sebaiknya yang cukup mudah diperoleh.
2.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos
adalah pupuk yang berasal dari sampah organik yang telah mengalami proses
pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja
didalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa di pakai bisa berupa dedaunan,
rumput, rumput jerami dll. Kandungan zat hara dalam kompos sanagat bervariasi
tergantung pada bahan yang dikomposkan,
cara pengomposan dan cara penyimpanannya. Berikut ini
kandungan hara yang terdapat pada beberapa jenis kompos
Jenis Pupuk Kandang
|
Kandungan (%)
|
||
Nitrogen (N)
|
Fosfor (P)
|
Kalium (K)
|
|
Kompos tanah sawah
|
1,45
|
0,19
|
0,49
|
Jerami + kotoran sapi
|
1,07
|
0,46
|
0,47
|
Jerami + kotoran ayam
|
1,43
|
0,81
|
0,48
|
Eceng gondok
|
1,85
|
2,24
|
0,79
|
Eceng gondok + kotoran ayam
|
1,43
|
4,20
|
0,15
|
Eceng gondok + kotoran sapi
|
1,73
|
4,98
|
0,06
|
Tanaman jagung + kotoran ayam
|
3,20
|
0,75
|
0,51
|
Sampah organik rumah tangga
|
1,63 – 2,15
|
1,30 – 3,27
|
0,72 – 1,53
|
Sumber: dari berbagai sumber
Cara pembuatan
kompos sangat beragam, namun semua memiliki konsep dasar yang sama yakni
merangsang perkembangan dan aktifitas mikroorganisme pengurai untuk mengubah
bahan organik menjadi unsur hara yang siap diserap oleh tanaman.
3.
Humus
Humus mirip
dengan kompos, tetapi proses pelapukan bahan organiknya terjadi secara alami.
Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa tanaman yang telah melapuk dikawasan
hutan. Proses pelapukan berlangsung bertahun-tahun oleh mikroorganisme pengurai
didalam tanah dengan bantuan cuaca. Humus biasanya terdapat dilapisan tanah
paling atas didalam kawasan hutan. Seperti halnya pupuk kandang dan kompos
kandungan hara pada pupuk humus cukup baik, disamping mengandung hara N, P, dan
K juga mengandung unsur-unsur hara mikro, namun kadar kandungannya beragam
tergantung pada tempat, bahan, dan kondisi lingkungan.
Karena
berasal dari hutan dan prosesnya terjadi secara alamiah, maka keberadaan humus
dipasaran sangat terbatas tak heran jika harganya lebih mahal disbanding pupuk
kandang dan kompos. Selain itu, karena keberadaannya terbatas humus jarang
dipakai secara luas. Humus hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti
campuran media tanam untuk tanaman hias atau untuk mencangkok.
4.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau
dalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang
dibenamkan didalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menembah bahan
organic tanah dan unsur hara tanah terutama nitrogen (N). karena itu tanaman
yang digunakan adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di
udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman.
Selain
meningkatkan nitrogen didalam tanah, pupuk hijau juga berguna meningkatkan
kandungan humus tanah, mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah, dan
mengembalikan unsur hara yang tercuci. Tanaman yang mempunyai kemampuan
tersebut yaitu tanaman dari keluarga kacang-kacangan (Leguminosae) hal ini karena pada akar-akar tesebut menempel bakteri
Rhizobium yang mampu mengikat
nitrogen dari udara. Ciri tanaman yang cocok menggunakan pupuk ini yaitu
pertumbuhan cepat, perakarannya dangkal, batangnya tidak terlalu keras, berdaun
rimbun, lunak, mudah busuk, dan tahan terhadap kekurangan air.
Berdasarkan
kegunaannya, tanaman penghasil pupuk hijau dapat dibagi atas tiga kelompok,
yaitu pupuk tanaman, penutup tanah, dan tanaman pelindung. Tanaman yang dapat
langsung digunakan sebagai pupuk hijau biasanya berupa perdu berbatang lunak,
bertajuk rimbun, dan cepat pertumbuhannya.
Agar
memberikan hasil maksimal, pupuk hijau dipakai terutama yang berfungsi sebagai
pupuk langsung dan penutup tanah, sebaiknya berumur 3-4 bulan atau saat tanaman
memasuki fase pembyngaan. Pada saat itu, tanaman pupuk hijau sudah mengandung
banyak zat organic. Bakteri di perakaran tanaman pun sudah banyak sehingga
nitrogen dari udara dapat diikat dalam jumlah banyak. Aplikasinya dilakukan
dengan cara merebahkan tanaman atau mencabut seluruh tanaman, mencacahnya lalu
dibenamkan ke dalam tanah.
5.
Pupuk Kascing
Pupuk
kascing adalah pupuk organik yang berasal dari sisa ataupun kotoran cacing yang
telah melalui proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun
sebagian besar penguraiana dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru
membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai oleh
jasad renik pengurai telah diurai terlebih dahulu oleh cacing, proses
pengomposan dengan menggunakan cacing dikenal dengan istilah vermin-composting sementara hasil
akhirnya disebut kascing (bekas cacing).
Pupuk
kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organic yang dimakan
cacing kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain kaya unsur hara
makro dan mikro, keunggulan lain dari kascing ialah mampu menggemburkan dan
mengembalikan kesuburan tanah kritis dan tanah miskin hara.
6.
Pupuk Guano
Pupuk guano
adalah pupuk yang berasal dari kotoran ungas liar termasuk kelelawar, sedangkan
pupuk dari kotoran ayam, itik, atau merpati peliharaan tidak termasuk
didalamnya. Karena itu, pupuk ini dikenal pula sebagai pupuk burung.
Pupuk guano
merupakan hasil pelapukan batuan dan kotoran burung yang berada di goa-goa
alam, jenis pupuk ini tergolong langka sehingga sulit ditemukan dipasaran.
Pupuk guano yang terkenal adalah pupuk yang berasal dari goa-goa kelelawar. Hal
ini karena kandungan unsur hara didalam pupuk kelelawar tergolong tinggi
dibandingkan dengan pupuk organik lainnya.
B.
Pupuk
Organik Buatan
Pupuk organik
buatan adalah pupuk organik yang dalam proses pembuatannya telah banyak
tersentuh teknologi modern, biasanya di produksi dalam sekala besar dan dikemas
dalam bentuk yang praktis. Kandungan unsur haranya juga tidak tergantung pada
bahan baku organik yang digunakan, melainkan sudah disesuaikan dengan konsumen.
Ada jenisnya yang berbentuk padat, dan ada yang berbentuk cairan. Pupuk organik
buatan berbentuk padat kebanyakan diaplikasikan lewat akar, sementara pupuk
organik cair dapat diaplikasikan melalui akar dan daun.
Berikut penjelasan tentang pupuk organik yang saya ketahui, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. amiiiinnn.........................
thankyou gan informasinya dilirikan
BalasHapus