Kamis, 04 Desember 2014





    Berdasarkan jenis-jenisnya, pupuk organik dibagi menjadi dua macam, yaitu pupuk organik alami dan pupuk organik buatan.

   A.     Pupuk Organik Alami

Pupuk organik alami adalah pupuk organik yang bahan bakunya benar-benar alami tanpa penambahan unsur hara  lain untuk melengkapi atau meningkatkan kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pupuk ini tergantung pada jenis bahan, kondisi pemeliharaan, proses pembuatan, dan cara penyimpanannya. Pupuk organik alami terbagi beberapa macam, diantaranya :

1.        Pupuk Kandang

Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat (berupa feses atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau kencing), sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Biasanya pupuk kandang tidak murni 100% kotoran hewan, tetapi masuk juga sisa makanan dan alas tidurnya.

Sebenarnya kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Namun, kotoran yang berasal dari hewan-hewan pwliharaan seperti, sapi, kerbau, kelinci, ayam, kambing, atau kuda adalah yang sering digunakan. Pasalnya, kotoran dari hewan peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan. Kandungan unsur hara yang terdapat didalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan tempat penyimpanannya. Berikut jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang 

Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kotoran sapi
0,97
0,69
1,66
Kotoran kuda
0,50
0,74
0,84
Kotoran biri-biri
2,04
1,66
1,83
Kotoran ayam
2,71
6,31
2,01
Kotoran itik
0,83
1,80
0,43
Kotoran kambing
0,60
0,30
0,17
Kotoran domba
0,75
0,50
0,75
Sumber: dari berbagai sumber

Dari table diatas diketahui, tidak ada bukti yang signifikan mengenai keunggulan masing-masing jenis kotoran hewan tersebut. Karena itu, pupuk yang dipakai sebaiknya yang cukup mudah diperoleh.

2.        Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari sampah organik yang telah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja didalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa di pakai bisa berupa dedaunan, rumput, rumput jerami dll. Kandungan zat hara dalam kompos sanagat bervariasi tergantung  pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan dan cara penyimpanannya. Berikut ini kandungan hara yang terdapat pada beberapa jenis kompos 

Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kompos tanah sawah
1,45
0,19
0,49
Jerami + kotoran sapi
1,07
0,46
0,47
Jerami + kotoran ayam
1,43
0,81
0,48
Eceng gondok
1,85
2,24
0,79
Eceng gondok + kotoran ayam
1,43
4,20
0,15
Eceng gondok + kotoran sapi
1,73
4,98
0,06
Tanaman jagung + kotoran ayam
3,20
0,75
0,51
Sampah organik rumah tangga
1,63 – 2,15
1,30 – 3,27
0,72 – 1,53
Sumber: dari berbagai sumber  

Cara pembuatan kompos sangat beragam, namun semua memiliki konsep dasar yang sama yakni merangsang perkembangan dan aktifitas mikroorganisme pengurai untuk mengubah bahan organik menjadi unsur hara yang siap diserap oleh tanaman.

3.        Humus

Humus mirip dengan kompos, tetapi proses pelapukan bahan organiknya terjadi secara alami. Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa tanaman yang telah melapuk dikawasan hutan. Proses pelapukan berlangsung bertahun-tahun oleh mikroorganisme pengurai didalam tanah dengan bantuan cuaca. Humus biasanya terdapat dilapisan tanah paling atas didalam kawasan hutan. Seperti halnya pupuk kandang dan kompos kandungan hara pada pupuk humus cukup baik, disamping mengandung hara N, P, dan K juga mengandung unsur-unsur hara mikro, namun kadar kandungannya beragam tergantung pada tempat, bahan, dan kondisi lingkungan.

Karena berasal dari hutan dan prosesnya terjadi secara alamiah, maka keberadaan humus dipasaran sangat terbatas tak heran jika harganya lebih mahal disbanding pupuk kandang dan kompos. Selain itu, karena keberadaannya terbatas humus jarang dipakai secara luas. Humus hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti campuran media tanam untuk tanaman hias atau untuk mencangkok.

4.        Pupuk Hijau

Pupuk hijau dalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang dibenamkan didalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menembah bahan organic tanah dan unsur hara tanah terutama nitrogen (N). karena itu tanaman yang digunakan adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman. 

Selain meningkatkan nitrogen didalam tanah, pupuk hijau juga berguna meningkatkan kandungan humus tanah, mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah, dan mengembalikan unsur hara yang tercuci. Tanaman yang mempunyai kemampuan tersebut yaitu tanaman dari keluarga kacang-kacangan (Leguminosae) hal ini karena pada akar-akar tesebut menempel bakteri Rhizobium yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Ciri tanaman yang cocok menggunakan pupuk ini yaitu pertumbuhan cepat, perakarannya dangkal, batangnya tidak terlalu keras, berdaun rimbun, lunak, mudah busuk, dan tahan terhadap kekurangan air.

Berdasarkan kegunaannya, tanaman penghasil pupuk hijau dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu pupuk tanaman, penutup tanah, dan tanaman pelindung. Tanaman yang dapat langsung digunakan sebagai pupuk hijau biasanya berupa perdu berbatang lunak, bertajuk rimbun, dan cepat pertumbuhannya.

Agar memberikan hasil maksimal, pupuk hijau dipakai terutama yang berfungsi sebagai pupuk langsung dan penutup tanah, sebaiknya berumur 3-4 bulan atau saat tanaman memasuki fase pembyngaan. Pada saat itu, tanaman pupuk hijau sudah mengandung banyak zat organic. Bakteri di perakaran tanaman pun sudah banyak sehingga nitrogen dari udara dapat diikat dalam jumlah banyak. Aplikasinya dilakukan dengan cara merebahkan tanaman atau mencabut seluruh tanaman, mencacahnya lalu dibenamkan ke dalam tanah.

5.        Pupuk Kascing

Pupuk kascing adalah pupuk organik yang berasal dari sisa ataupun kotoran cacing yang telah melalui proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun sebagian besar penguraiana dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai telah diurai terlebih dahulu oleh cacing, proses pengomposan dengan menggunakan cacing dikenal dengan istilah vermin-composting sementara hasil akhirnya disebut kascing (bekas cacing).

Pupuk kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organic yang dimakan cacing kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain kaya unsur hara makro dan mikro, keunggulan lain dari kascing ialah mampu menggemburkan dan mengembalikan kesuburan tanah kritis dan tanah miskin hara.

6.        Pupuk Guano

Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran ungas liar termasuk kelelawar, sedangkan pupuk dari kotoran ayam, itik, atau merpati peliharaan tidak termasuk didalamnya. Karena itu, pupuk ini dikenal pula sebagai pupuk burung. 

Pupuk guano merupakan hasil pelapukan batuan dan kotoran burung yang berada di goa-goa alam, jenis pupuk ini tergolong langka sehingga sulit ditemukan dipasaran. Pupuk guano yang terkenal adalah pupuk yang berasal dari goa-goa kelelawar. Hal ini karena kandungan unsur hara didalam pupuk kelelawar tergolong tinggi dibandingkan dengan pupuk organik lainnya.

   B.     Pupuk Organik Buatan

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dalam proses pembuatannya telah banyak tersentuh teknologi modern, biasanya di produksi dalam sekala besar dan dikemas dalam bentuk yang praktis. Kandungan unsur haranya juga tidak tergantung pada bahan baku organik yang digunakan, melainkan sudah disesuaikan dengan konsumen. Ada jenisnya yang berbentuk padat, dan ada yang berbentuk cairan. Pupuk organik buatan berbentuk padat kebanyakan diaplikasikan lewat akar, sementara pupuk organik cair dapat diaplikasikan melalui akar dan daun.

Berikut penjelasan tentang pupuk organik yang saya ketahui, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. amiiiinnn......................... 

1 komentar: